Searching...
Senin, 29 Oktober 2012

EFEK DIURETIK

EFEK DIURETIK
Diuretik adalah obat – obat yang dapat meningkatkan produksi dan ekskresi urine. Sehingga dengan demikian dapat menghilangkan cairan  berlebihan yang tertimbun dijaringan, misalnya pada oedim dengan demikian memulihkan keseimbangan elektrolit dan beberapa metabolit, jika ginjal sendiri tidak sanggup memelihara haemostatis. Selain itu beberapa diuretik, misalnya chlorotiazida sifat diuretiknya dapat digunakan oleh penderita tekanan darah tinggi/hipertensi, dengan sasaran untuk mempertahankan tekanan darah yang wajar, mungkin karena modifikasi metabolisme natrium. Sehingga akhirnya dipertahankan resistensi perifer rendah (tekanan darah – output jantung x resistensi perifer total).

Diuretik umumnya dikelompokan dalam 3 kelompokn besar. Diuretik pengasam yang mengubah keadaan fisika atau kimia dari darah dan jaringan hingga terjadi pembebasan cairan interstisial dan ciran seluler untuk diekskresikan sebagai urine. Diuretik osmotik yang menarik air dari jaringan ke dalam darah dan kemudian menghambat reabsorpsi air sebagai urine. Diuretik renal menstimulasi aktivitas ginjal dengan berbagai cara, misalnya meningkatkan filtrasi melalui glomerulus dan menghambat reabsorpsi natrium dan air. Menstimulasi sitem enzim atau ion natrium, ion hidrogen atau pola transfer atau penyerapan kembali atau sebagai antagonis kompetitif dari aldoateron.

Pada dasarnya volume dan kompleks urine tergantung pada 3 proses dalam fisiologi ginjal, yaitu filtrasi melalui glomerulus, reabsorpsi di tubulus ginjal dan sekresi oleh tubulus ginjal. Sampai ada kesepakatan bahwa diuretik berefek karena pengaruhnya terhadap fungsi glomerulus ginjal.

A. Bahan
·         Larutan furosemid natrium dalam air dibuat dengan melarutkan furosemid dengan kadar yang sesuai dalam air dengan meneteskan ke dalam campuran larutan dinetralkan dengan HCl 0,1 N. Atau sediaan jadi injeksi furosemid 20 mg/ml. Dosis furosemid natrium manusia : 40 mg dan 80 mg dikonversi ke dosis mencit.
·         Larutan NaCl fisiologis 0.9 %
·         Kertas indikator untuk mengukur pH urine.

B. HEWAN UJI
9 ekor mencit putih jantan DDY cx BPOM, usia sekitar 2 bulan berat 25 – 35 gram.
C. ALAT
1.      Timbangan
2.      Spuit
3.      Beaker glass
4.      Stop watch
5.      Kandang khusus
D. CARA KERJA
1.      Semua mencit dipuasakan makan selama 16 jam, minum tetap diberikan
2.      Mencit dikelompokan ssecara rawu dalam 3 kelompok, masing – masing terdiri 3 ekor mencit menurut dosis yang tersedia
3.      Kepasa semua mencit diberikan air hangat secara oral sebanyak 1 ml/25 g
4.      Masiang – masing kelompok mencit disuntik intra peritorial (i.p) furosemid (dosis manusia 40 mg dan 80 mg) atau NaCl fisiologis. Volume yang disuntikan dibuat sama (0.5 ml)
5.      Tempatkan masing – masing mencit dalam kandang khusus yang tersedia dan tampung urine yang diekskresikan. Catat jumlah urine kumulatif setiap kurun waktu 30 menit selama 4 jam.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

 
Back to top!