EFEK DIURETIK
Diuretik adalah obat –
obat yang dapat meningkatkan produksi dan ekskresi urine. Sehingga dengan
demikian dapat menghilangkan cairan
berlebihan yang tertimbun dijaringan, misalnya pada oedim dengan
demikian memulihkan keseimbangan elektrolit dan beberapa metabolit, jika ginjal
sendiri tidak sanggup memelihara haemostatis. Selain itu beberapa diuretik,
misalnya chlorotiazida sifat diuretiknya dapat digunakan oleh penderita tekanan
darah tinggi/hipertensi, dengan sasaran untuk mempertahankan tekanan darah yang
wajar, mungkin karena modifikasi metabolisme natrium. Sehingga akhirnya
dipertahankan resistensi perifer rendah (tekanan darah – output jantung x
resistensi perifer total).
Diuretik umumnya
dikelompokan dalam 3 kelompokn besar. Diuretik pengasam yang mengubah keadaan
fisika atau kimia dari darah dan jaringan hingga terjadi pembebasan cairan
interstisial dan ciran seluler untuk diekskresikan sebagai urine. Diuretik
osmotik yang menarik air dari jaringan ke dalam darah dan kemudian menghambat
reabsorpsi air sebagai urine. Diuretik renal menstimulasi aktivitas ginjal
dengan berbagai cara, misalnya meningkatkan filtrasi melalui glomerulus dan
menghambat reabsorpsi natrium dan air. Menstimulasi sitem enzim atau ion
natrium, ion hidrogen atau pola transfer atau penyerapan kembali atau sebagai
antagonis kompetitif dari aldoateron.
Pada dasarnya volume
dan kompleks urine tergantung pada 3 proses dalam fisiologi ginjal, yaitu
filtrasi melalui glomerulus, reabsorpsi di tubulus ginjal dan sekresi oleh
tubulus ginjal. Sampai ada kesepakatan bahwa diuretik berefek karena
pengaruhnya terhadap fungsi glomerulus ginjal.
A. Bahan
A. Bahan
·
Larutan furosemid natrium dalam air
dibuat dengan melarutkan furosemid dengan kadar yang sesuai dalam air dengan
meneteskan ke dalam campuran larutan dinetralkan dengan HCl 0,1 N. Atau sediaan
jadi injeksi furosemid 20 mg/ml. Dosis furosemid natrium manusia : 40 mg dan 80
mg dikonversi ke dosis mencit.
·
Larutan NaCl fisiologis 0.9 %
·
Kertas indikator untuk mengukur pH urine.
B. HEWAN UJI
9
ekor mencit putih jantan DDY cx BPOM, usia sekitar 2 bulan berat 25 – 35 gram.
C. ALAT
1. Timbangan
2. Spuit
3. Beaker
glass
4. Stop
watch
5. Kandang
khusus
D. CARA KERJA
1.
Semua mencit dipuasakan makan selama 16
jam, minum tetap diberikan
2.
Mencit dikelompokan ssecara rawu dalam 3
kelompok, masing – masing terdiri 3 ekor mencit menurut dosis yang tersedia
3.
Kepasa semua mencit diberikan air hangat
secara oral sebanyak 1 ml/25 g
4.
Masiang – masing kelompok mencit
disuntik intra peritorial (i.p) furosemid (dosis manusia 40 mg dan 80 mg) atau
NaCl fisiologis. Volume yang disuntikan dibuat sama (0.5 ml)
5.
Tempatkan masing – masing mencit dalam
kandang khusus yang tersedia dan tampung urine yang diekskresikan. Catat jumlah
urine kumulatif setiap kurun waktu 30 menit selama 4 jam.
0 komentar:
Posting Komentar